Selasa, 21 Februari 2012

Buletin FACTORY edisi 1

 
VS  !
Tanda tanya versus tanda seru. Judul di atas mungkin mengundang tanya bagi kalian yang membacanya. Tanda tanya tersebut, menunjukkan sejuta pertanyaan yang ada di benak para pengurus lembaga mengenai nasib kesekretariatan lembaga kemahasiswaan. Sedangkan tanda seru, menandakan pernyataan tegas, dari birokrasi untuk menyediakan sekret yang baru.

 “Sekretariat merupakan wadah tertuangnya potensi dan daya kreativitas fungsionaris lembaga, dimana mereka secara bersama-sama menanamkan semangat untuk melakukan perbaikan dan menyatukan perbedaan” (Ferry Anggriawan).

Masalah sekretariat, merupakan salah satu masalah yang urgen saat ini, melihat adanya bangunan PHINISI yang saat ini sedang dibangun, namun mesti
menggusur lokasi bangunan yang selama ini menjadi tempat yang biasa disebut dengan “SEKRET”

Seiring dengan terus berjalannya pembangunan 17 lantai di jalan A.P.Pettarani, ternyata ada sesuatu hal yang sangat miris. Ada sekelompok organisasi yang kemudian merasakan ketakutan dan kecemasan yang tak kunjung usai. Siapa yang tidak merasa sedih jikalau tempat mereka dikabarkan akan ditiadakan ?? Tempat yang mereka gunakan untuk menciptakan kreativitas, tempat mereka menuangkan ide-ide mereka, tempat yang menyatukan persepsi mereka terhadap suatu hal.

Rencana peniadaan atau penggusuran kesekretariatan ini sudah lama terdengar di telinga sang pelaku organisasi, namun hal tersebut tak sedikit pun menyurutkan semangat berlembaga
mereka. Namun, jika diteliti dengan seksama, mahasiswa tidak sepenuhnya kontra dengan masalah penggusuran tersebut, tetapi mesti ada syarat yang mesti dipenuhi oleh pihak birokrasi.

Banyak tanggapan yang bermunculan, ada yang menanggapi dengan biasa saja, namun ada pula yang menanggapinya dengan serius dan menegaskan akan pentingnya hal ini. “Saya sangat bangga dengan adanya pembangunan gedung phinisi karena bangunan tersebut merupakan ikon kampus tercinta dan Sul-Sel pada umumnya”  ucap Fahrul selaku anggota IMA UNM. Hal yang sama juga bermunculan, “Jika berbicara masalah penggusuran tentang sekretariat LK yang terletak di gedung BQ tidak ada masalah bagi saya, yang jelasnya sebelum di gusur birokrasi harus menyediakan sekretariat yang baru bagi pengurus LK untuk dijadikan pusat kegiatan, sebab hal tersebut merupakan tanggung jawab birokrasi untuk memfasilitasi sarana dan prasarana bagi LK dan itu jelas tertera dalam keputusan Menteri Pendidikan No.155 tahun 1998 Bab 5 Ayat 10, bahwa seluruh kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus di biayai oleh perguruan tinggi, jadi tidak ada alasan bagi birokrasi untuk tidak memfasilitasi hal tersebut” ucap M. Syadiq Taba.

Menanggapi hal tersebut, pihak birokrasi juga turut berkomentar mengenai masalah ini. Salah satunya, yang menjadi aktor utama dalam hal ini, adalah PD III, yang menangani masalah lembaga kemahasiswaan. Beliau menyatakan, “Mengenai masalah ruangan, sebenarnya yang mengatur hal tersebut adalah pihak rektorat sepenuhnya. Untuk masalah penggusuran lembaga kemahasiswaan diharapkan kepada segenap pengurus lembaga agar bersabar, sebab penggusuran tidak akan dijalankan selama tidak ada penyediaan sekret baru buat Ananda di lembaga kemahasiswaan. Jika masalah sekret menjadi tuntutan Ananda mahasiswa, dosen kalian pun juga masih membutuhkan ruangan Ananda, sebab para dosen kalian juga tidak memiliki ruangan  yang nyaman untuk mendukung aktivitas mereka. Kami dari pihak fakultas berusaha untuk membenahi segala fasilitas. Namun, tetap semua hal tersebut membutuhkan proses. Jadi tetap kesabaran adalah kuncinya Tapi, di lain sisi para Ananda di Lembaga Kemahasiswaan juga mesti mulai bernafas lega, sebab telah keluar keputusan untuk pengaktifan Lembaga Kemahasiswaan terhitung hari ini (17 Februari 2012), jadi silakan Ananda di Lembaga Kemahasiswaan melakukan aktivitas seperti biasanya dan tetap melakukan pengembangan potensi mahasiswa”. Tuturnya ketika tim bulletin
melakukan wawancara secara langsung kepada beliau.

“Kelembagaan itu sendiri juga merupakan tempat dimana mahasiswa-mahasiswa berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu. Dan fungsi dari mahasiswa adalah sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan moral forces”, ungkap Indirwan, Ketum HMJ Manajemen 2011-2012.

Beberapa solusi yang muncul, salah satunya dari Amal Khaeran, Ketua Bidang Komunikasi Akuntasi Periode 2010/2011. Dia menyebutkan, kita mesti berusaha membangun hubungan yang baik dengan pihak birokrasi, dengan cara mengurangi tindakan-tindakan yang dianggap amoral, anarkis dan sebagainya. Hal yang senada diungkapkan oleh Wahyudi, “Baiknya kita komunikasikan dengan pihak fakultas, meski ini pernah dilakukan oleh teman-teman pengurus LK dengan birokrasi, dan belum ada solusi yang tepat”.

Hal yang berbeda diungkapkan oleh Ketum HMJ Manajemen 2011-2012, jangan hanya terfokus pada kesekretariatan, namun juga lebih memperhatikan masalah kelembagaan, seperti kesadaran, kaderisasi, tetapi setiap masalah memerlukan adanya sebuah solusi. Jika kita berani mengeluarkan pendapat ataupun kritik, semestinya kita juga bisa mengeluarkan solusi. Salah satu masalah
masyarakat Indonesia sekarang adalah, pandai mengeluarkan pendapat, memprotes ataupun mengkritik, namun ketika ditanyakan mengenai solusi, dia tidak bisa berkata-kata.

Hal lain diungkapkan oleh, Agung Dermawan. Ia mengutarakan, solusi dari masalah ini, jangan hanya bergantung dengan pihak birokrasi, namun juga merupakan tanggung jawab pengurus. Selama menunggu adanya sekret yang baru, pengurus mesti cerdik berpikir. Pengurus mungkin bisa mencari lokasi yang strategis untuk dijadikan sekret sementara. Masalah dana, bisa menggunakan dana dari birokrasi, jika tidak ada, pengurus bisa memanfaatkan kas himpunan. “Itu semua tergantung dari pintar-pintarnya pengurus”, ujar mahasiswa Manajemen angkatan 2010 ini.

Yang pastinya, jangan sampai masalah ini menimbulkan ketegangan yang berkelanjutan antara pihak LK dengan pihak birokrasi sendiri., karena,setiap masalah tidak dapat diselesaikan jika kita hanya menagih tanggung jawab dari pihak lain, sedangkan kita sama sekali tidak menyadari tanggung jawab kita.

Lembaga Kemahasiswaan adalah lembaga pengembangan dan penyaluran potensi mahasiswa, jika pada akhirnya tidak ada tempat tinggal untuk LK berdiam, maka akan menjadi suatu kemalangan besar dalam perwujudan menciptakan mahasiswa yang praktisi dan berpotensi tinggi serta berkesesuaian dengan fungsi mahasiswa.

Mahasiswa adalah sosok pembaruan yang senantisa menjadi penerus estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Dalam penentuan sebuah kebijakan atau bahkan keputuan yang urgen sekali pun, selayaknya ada keseimbangan antara pihak penentu dan pihak yang tengah ditentukan.  Salah satu pemecahnnya adalah komunikasi dan kepercayaan. Semoga segala hal yang terjadi, kelak bisa memberikan sejuta manfaat dan semakin mempererat silaturahmi satu sama lain. Amin.

# Sumber : BULETIN HMJ MANAJEMEN FE UNM Edisi 1(diedarkan dalam bentuk lembaran)

NB :
Thanks so much for :
- Ibunda Tuti Supatminingsih, SE.,M.Si, (PD III FE UNM)
- Ayahanda  Dr. Anwar Ramli SE., M.Si (Ketua Prodi Manajemen FE UNM)
- Syadiq. M. Taba (Menkopanda BEM FE UNM Periode 2010/2011) 
- Fahrul (Sekretaris IMA SC UNM)
- Indirwan (Ketua Umum HMJ Manajemen periode 2011/2012) 
- Amal Khaeran (Ketua Bidang Komunikasi HIMA Akuntasi Periode 2010/2011)
- Wahyudi (Ketua Umum HIMA Akuntansi Periode 2011/2012)  
- Agung Dermawan, Staf Bidang Pendidikan & Pelatihan HMJ Manajemen periode 2011/2012

Factory Fakta  &  Cerita
PENASEHAT; Dr. Anwar Ramli, SE.,M.Si.; PENANGGUNG JAWAB; Ferry Angriawan, Rezky Amalia Hamka; PIMPINAN REDAKSI: St Halijah, SEKRETARIS REDAKSI: Nurul Fajriyah, DESAIN & TATA LETAK; Nur Muhlis, EDITOR; Dyani Nurul Azrina, STAF REDAKSI; Musakkar Lobo’, Sufriani, Nur  Islamia, Ratmi Rosanti, Nur Asyia Thamrin. 



                 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar