? VS !
Tanda tanya versus tanda seru. Judul di atas
mungkin mengundang tanya bagi kalian yang membacanya. Tanda tanya tersebut,
menunjukkan sejuta pertanyaan yang ada di benak para pengurus lembaga mengenai
nasib kesekretariatan lembaga kemahasiswaan. Sedangkan tanda seru, menandakan pernyataan tegas, dari birokrasi untuk menyediakan sekret yang baru.
“Sekretariat merupakan wadah tertuangnya potensi dan daya kreativitas
fungsionaris lembaga, dimana mereka secara bersama-sama menanamkan semangat
untuk melakukan perbaikan dan menyatukan perbedaan” (Ferry Anggriawan).
Masalah sekretariat, merupakan salah satu masalah yang urgen saat
ini, melihat adanya bangunan PHINISI yang saat ini sedang dibangun, namun mesti
menggusur
lokasi bangunan yang selama ini menjadi tempat yang biasa disebut dengan
“SEKRET”
Seiring dengan terus berjalannya pembangunan 17 lantai di jalan
A.P.Pettarani, ternyata ada sesuatu hal yang sangat miris. Ada sekelompok
organisasi yang kemudian merasakan ketakutan dan kecemasan yang tak kunjung
usai. Siapa yang tidak merasa sedih jikalau tempat mereka dikabarkan akan
ditiadakan ?? Tempat yang mereka gunakan untuk menciptakan kreativitas, tempat
mereka menuangkan ide-ide mereka, tempat yang menyatukan persepsi mereka
terhadap suatu hal.
Rencana peniadaan atau penggusuran kesekretariatan ini sudah lama
terdengar di telinga sang pelaku organisasi, namun hal tersebut tak sedikit pun
menyurutkan semangat berlembaga
mereka.
Namun, jika diteliti dengan seksama, mahasiswa tidak sepenuhnya kontra dengan
masalah penggusuran tersebut, tetapi mesti ada syarat yang mesti dipenuhi oleh
pihak birokrasi.
Banyak tanggapan yang bermunculan, ada yang menanggapi dengan biasa
saja, namun ada pula yang menanggapinya dengan serius dan menegaskan akan
pentingnya hal ini. “Saya sangat bangga dengan adanya pembangunan gedung
phinisi karena bangunan tersebut merupakan ikon kampus tercinta dan Sul-Sel
pada umumnya” ucap Fahrul selaku anggota
IMA UNM. Hal yang sama juga bermunculan, “Jika berbicara masalah penggusuran
tentang sekretariat LK yang terletak di gedung BQ tidak ada masalah bagi saya,
yang jelasnya sebelum di gusur birokrasi harus menyediakan sekretariat yang
baru bagi pengurus LK untuk dijadikan pusat kegiatan, sebab hal tersebut
merupakan tanggung jawab birokrasi untuk memfasilitasi sarana dan prasarana
bagi LK dan itu jelas tertera dalam keputusan Menteri Pendidikan No.155 tahun
1998 Bab 5 Ayat 10, bahwa seluruh kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus
di biayai oleh perguruan tinggi, jadi tidak ada alasan bagi birokrasi untuk
tidak memfasilitasi hal tersebut” ucap M. Syadiq Taba.
Menanggapi hal tersebut, pihak birokrasi juga turut berkomentar
mengenai masalah ini. Salah satunya, yang menjadi aktor utama dalam hal ini,
adalah PD III, yang menangani masalah lembaga kemahasiswaan. Beliau menyatakan,
“Mengenai masalah ruangan, sebenarnya yang mengatur hal tersebut adalah pihak
rektorat sepenuhnya. Untuk masalah penggusuran lembaga kemahasiswaan diharapkan
kepada segenap pengurus lembaga agar bersabar, sebab penggusuran tidak akan
dijalankan selama tidak ada penyediaan sekret baru buat Ananda di lembaga
kemahasiswaan. Jika masalah sekret menjadi tuntutan Ananda mahasiswa, dosen
kalian pun juga masih membutuhkan ruangan Ananda, sebab para dosen kalian juga
tidak memiliki ruangan yang nyaman untuk
mendukung aktivitas mereka. Kami dari pihak fakultas berusaha untuk membenahi
segala fasilitas. Namun, tetap semua hal tersebut membutuhkan proses. Jadi tetap
kesabaran adalah kuncinya Tapi, di lain sisi para Ananda di Lembaga
Kemahasiswaan juga mesti mulai bernafas lega, sebab telah keluar keputusan
untuk pengaktifan Lembaga Kemahasiswaan terhitung hari ini (17 Februari 2012),
jadi silakan Ananda di Lembaga Kemahasiswaan melakukan aktivitas seperti
biasanya dan tetap melakukan pengembangan potensi mahasiswa”. Tuturnya ketika
tim bulletin
melakukan
wawancara secara langsung kepada beliau.
“Kelembagaan itu sendiri juga merupakan tempat dimana mahasiswa-mahasiswa
berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu. Dan fungsi dari mahasiswa adalah
sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan moral forces”, ungkap Indirwan,
Ketum HMJ Manajemen 2011-2012.
Beberapa solusi yang muncul, salah satunya dari Amal Khaeran, Ketua
Bidang Komunikasi Akuntasi Periode 2010/2011. Dia menyebutkan, kita mesti
berusaha membangun hubungan yang baik dengan pihak birokrasi, dengan cara
mengurangi tindakan-tindakan yang dianggap amoral, anarkis dan sebagainya. Hal
yang senada diungkapkan oleh Wahyudi, “Baiknya kita komunikasikan dengan pihak
fakultas, meski ini pernah dilakukan oleh teman-teman pengurus LK dengan
birokrasi, dan belum ada solusi yang tepat”.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Ketum HMJ Manajemen 2011-2012,
jangan hanya terfokus pada kesekretariatan, namun juga lebih memperhatikan
masalah kelembagaan, seperti kesadaran, kaderisasi, tetapi setiap masalah
memerlukan adanya sebuah solusi. Jika kita berani mengeluarkan pendapat ataupun
kritik, semestinya kita juga bisa mengeluarkan solusi. Salah satu masalah
masyarakat
Indonesia sekarang adalah, pandai mengeluarkan pendapat, memprotes ataupun
mengkritik, namun ketika ditanyakan mengenai solusi, dia tidak bisa
berkata-kata.
Hal lain diungkapkan oleh, Agung Dermawan. Ia mengutarakan, solusi
dari masalah ini, jangan hanya bergantung dengan pihak birokrasi, namun juga
merupakan tanggung jawab pengurus. Selama menunggu adanya sekret yang baru,
pengurus mesti cerdik berpikir. Pengurus mungkin bisa mencari lokasi yang
strategis untuk dijadikan sekret sementara. Masalah dana, bisa menggunakan dana
dari birokrasi, jika tidak ada, pengurus bisa memanfaatkan kas himpunan. “Itu
semua tergantung dari pintar-pintarnya pengurus”, ujar mahasiswa Manajemen
angkatan 2010 ini.
Yang pastinya, jangan sampai masalah ini menimbulkan ketegangan yang
berkelanjutan antara pihak LK dengan pihak birokrasi sendiri., karena,setiap
masalah tidak dapat diselesaikan jika kita hanya menagih tanggung jawab dari
pihak lain, sedangkan kita sama sekali tidak menyadari tanggung jawab kita.
Lembaga Kemahasiswaan adalah lembaga pengembangan dan penyaluran
potensi mahasiswa, jika pada akhirnya tidak
ada tempat tinggal untuk LK berdiam, maka akan menjadi suatu kemalangan besar dalam
perwujudan menciptakan mahasiswa yang praktisi dan berpotensi tinggi serta
berkesesuaian dengan fungsi mahasiswa.
Mahasiswa adalah sosok pembaruan yang senantisa menjadi penerus
estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Dalam penentuan sebuah kebijakan
atau bahkan keputuan yang urgen sekali pun, selayaknya ada keseimbangan antara
pihak penentu dan pihak yang tengah ditentukan.
Salah satu pemecahnnya adalah komunikasi dan kepercayaan. Semoga segala
hal yang terjadi, kelak bisa memberikan sejuta manfaat dan semakin mempererat
silaturahmi satu sama lain. Amin.
# Sumber : BULETIN HMJ MANAJEMEN FE UNM Edisi 1(diedarkan dalam bentuk lembaran)
NB :
Thanks so much for :
- Ibunda Tuti Supatminingsih, SE.,M.Si, (PD III FE UNM)
- Ayahanda Dr. Anwar Ramli SE., M.Si (Ketua Prodi Manajemen FE UNM)
- Syadiq. M. Taba (Menkopanda BEM FE UNM Periode 2010/2011)
- Fahrul (Sekretaris IMA SC UNM)
- Indirwan (Ketua Umum HMJ Manajemen periode 2011/2012)
- Amal Khaeran (Ketua Bidang Komunikasi HIMA Akuntasi Periode 2010/2011)
- Wahyudi (Ketua Umum HIMA Akuntansi Periode 2011/2012)
- Agung Dermawan, Staf Bidang Pendidikan & Pelatihan HMJ Manajemen periode 2011/2012
Factory Fakta & Cerita
PENASEHAT; Dr. Anwar Ramli, SE.,M.Si.; PENANGGUNG JAWAB; Ferry Angriawan, Rezky Amalia Hamka; PIMPINAN REDAKSI: St Halijah, SEKRETARIS REDAKSI: Nurul Fajriyah, DESAIN & TATA LETAK; Nur Muhlis, EDITOR; Dyani Nurul Azrina, STAF REDAKSI; Musakkar Lobo’, Sufriani, Nur Islamia, Ratmi Rosanti, Nur Asyia Thamrin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar